Perkembangan dan Corak Kegiatan Agroindustri Keripik Tempe di Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing
DOI:
https://doi.org/10.21067/jpig.v5i2.4567Keywords:
agroindustri, keripik, tempeAbstract
Berdasarkan data UMKM Kota Malang, tempe menjadi salah satu sentra produk agroindustri yang berkembang di Kota Malang. Permasalahannya adalah Kota Malang tidak memiliki produksi tanaman pangan kedelai. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan corak agroindustri, keterkaitan (interaksi) spasial dan kontribusi kegiatan agroindustri. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif persentase dan tabulasi frekuensi. Tema analisis pendekatan keruangan yang digunakan yaitu analisis interaksi keruangan. Hasil dari perkembangan dan corak kegiatan agroindustri adalah potensi bahan baku kegiatan agroindustri menggunakan 28-321 lonjor perbulan, potensi jasa distribusi dan jasa perdagangan menyalurkan hasil produksinya dengan 2 alur, potensi infrastruktur transportasi menggunakan alat transportasi sepeda motor dan potensi instutusi permodalan yang digunakan Rp.17.250.000 – Rp.31.500.000 perbulan. Keterkaitan (interaksi) spasial kegiatan agroindustri adalah lokasi asal bahan baku agroindustri tempe berada di Kelurahan Purwantoro. Tempat produksi berada dilokasi yang sama dengan lokasi asal bahan baku di Kelurahan Purwantoro dan Kota Malang menjadi target utama tempat pemasaran. Kontribusi kegiatan agroindustri menciptakan tenaga kerja yang merekrut sebanyak 370 tenaga kerja dan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga Rp.250.000–Rp.400.000 perminggu serta keuntungan bagi pengusaha agroindustri tempe Rp.1.000.000 – Rp.6.750.000 perbulan.Penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk perkembangan agroindustri tempe dan dapat dijadikan sebagai informasi dan referensi dalam penyusunan penelitian.
Based on data UMKM in Malang , tempe is one of the centers of developing agroindustrial products in Malang. The problem is that Malang does not have soybean food crop production. The research aims to determine the development and patterns of agroindustry, spatial linkages and the contribution of agroindustry activities. The study used descriptive quantitative method using descriptive percentage analysis and frequency tabulation. The theme of spatial approach analysis used is spatial interaction analysis. The results of the development and pattern of agroindustry activities are the potential of raw materials for agroindustrial activities using 28-321 spikes per month, the potential of distribution services and trade services to channel their production products with 2 grooves, the potential of transportation infrastructure using motorcycle transportation equipment and the potential of capital institutions used Rp.17,250 .000 - Rp.31,500,000 per month. The spatial linkages (interaction) of agroindustry activities are the locations of origin of tempe agroindustry in Purwantoro Village. The production site is located in the same location as the origin of raw materials in Purwantoro Village and Malang City is the main target of the marketing place. The contribution of agroindustry activities creates a workforce that recruits as many as 370 workers and contributes to household income Rp.250,000-Rp.400,000 per week and profits for tempe agroindustry entrepreneurs Rp.1,000,000 - Rp.6,750,000 per month. Research is expected to add insight and knowledge for the development of tempe agroindustry and can be used as information and references in the preparation of research.
References
Ahyari, Agus. 2003. Manajemen Bahan-Bahan: Efisiensi Persediaan Bahan. Yogyakarata. BPFE Yogyakarta
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Malang. 2017. UMKM . Malang.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang. 2014.
Dirjen Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian. 2012.
Hasyim, A.I. 2012. Tataniaga Pertanian. Diklat Kuliah. Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Kota Malang Dalam Angka 2017. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Malang.
Miro, Fidel. 2012. Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Prianto, Wahyu Fajar. 2011. Pola Pengembangan Agroindustri Yang Berdaya Saing (Studi Kasus Kabupaten Malang. Kabupaten Malang
Rohmana, Roroh. Sujaya, Dedi, Herdiansah. & Yuroh, Fitri. 2017. Analisis Agroindustri Tempe (Studi Kasus pada Seorang Perajin di Desa Cikembulan Kecamatan Sidahmulih Kabupaten Pangandaran), Fakultas Pertanian Universitas Galuh
Saragih, B. 2004. Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi, Kumpulan Pemikiran. PT Surveyor Indonesia dan Pusat Studi Pembangunan LP-IPB. Jakarta.
Sarwono, B. 2007. Membuat Tempe dan Oncom. Penebar Swadaya. Jakarta
Shafira, Fadila. 2017. Analisis Keragaan Agroindustri Tahu Kulit di Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung, Lampung
Soekartawi. 2010. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Jakarta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan dan R&D. Bandung : Alfabeta
Suhardjo. 2008. Geografi Pedesaan, Sebuah Antologi. Yogyakarta