Penilaian Risiko Bencana di Sub DAS Amprong Menggunakan Pendekatan GIS
DOI:
https://doi.org/10.21067/jpig.v5i2.4677Keywords:
Longsor, DAS Amprong, RisikoAbstract
Abstrak: Sub DAS Amprong secara administrasi masuk pada wilayah Kabupaten Malang dan Kota Malang. Meliputi lima Kecamatan yakni: Kedungkandang, Poncokusumo, Tumpang, Pakis dan Jabung. Risiko bencana longsor tergolong tinggi pada kawasan ini. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengurangan risiko bencana longsor mengunakan pendeketaan GIS (Geographic Information System). Menggunakan GIS distribusi tingkat risiko akan dapat diketahui dengan baik, sehingga mampu memberikan solusi yang lebih akurat. Penelitian ini meliputi empat tahapan: 1) pemetaan bahaya longsor, 2) pemetaan kerentanan bencana, 3) pemetaan kapasitas bencana, 4) pemetaan risiko bencana. Hasilnya diketahui bahwa kecamatan Jabung dan Poncokusumo merupakan wialayah dengan tingkat risiko longsor paling tinggi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat risiko dapat dilakukan melalui mitigasi bencana secara struktural dan nonstruktural. Wilayah dengan risiko tinggi bukan merupakan kawasan pemukiman, namun memiliki aktivitas utama berupa pertanian. Oleh karena itu perlu adanya manajemen risiko bencana longsor dalam usaha longsor seperti: dengan cara: 1) pengaturan sistem irigasi dengan baik, 2) penerapan sistem terasering, dan 3) pemasangan bronjong pada kaki lereng.
Abstract: Amprong watershed is administratively included in Malang Regency and Malang City. Includes five districts namely: Kedungkandang, Poncokusumo, Tumpang, Pakis and Jabung. The risk of landslides is classified high in this region. Therefore, this research aims to reduce the risk of landslides using GIS (Geographic Information System). Using GIS the distribution of risk levels will be well known, so as to provide a more accurate solution. This research includes four stages: 1) mapping of landslide hazards, 2) mapping of disaster vulnerability, 3) mapping of disaster capacity, 4) mapping of disaster risk. The results are known that the Jabung and Poncokusumo sub-districts are areas with the highest risk of landslides. Efforts that can be made to reduce the level of risk can be done through structural and nonstructural disaster mitigation. High risk areas are not residential areas, but have major activities in the form of agriculture. Therefore, it is necessary to have landslide risk management, such as: by: 1) regulating the irrigation system properly, 2) applying the terracing system, and 3) installing gabions at the foot of the slope.
References
Adhi, A. 2015. Selama 3 bulan Terjadi 12 Longsor dan 4 Rumah Ambrol di Kota Malang. Diakses pada tanggal 30 Juli 2015. http://surabaya.tribunnews.com/2015/ 03/13/selama-3-bulan-terjadi-12- longsor-dan-4-rumah-ambrol-di-kotamalang.
Aditya. 2010. Visualisasi Risiko Bencana dalam Peta.Yogyakarta: Kesbanglinmas DIY.
Arsyad. U., Barkey. R., Wahyuni, & Matandung. K. K,. 2018. Karakteristik Longsor di Daerah Aliran Sungai Tangka. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 10(1), 203-214. DOI: http://dx.doi.org/10.24259/jhm.v0i0.3978
Bachri, S., Sumarmi, Irawan, L.Y., Utaya, Sugeng., Nurdiansyah, F.D., Nurjanah, A.E., Tyas1 L.W.N., Adillah A.A., Purnama, D.S. 2019. Landslide Susceptibility Mapping (LSM) in Kelud Volcano Using Spatial Multi-Criteria Evaluation. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. DOI:10.1088/1755-1315/273/1/ 012014
Faizana, F., Nugraha, A.L., Darmo, & B.D. 2015. Pemetaan Risiko Longsor Kota Semarang. Jurnal Geodesi Undip, 5(1), 223-234. ISSN: 2337-845X.
Irawan, L.Y., Syafi’I, I.R., Rosyadi, I., Siswanto, Y., Munawaroh, A., Wardhani, A.K., Saifanto, B.A. 2020. Analisis Kerawanan Longsor di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktik dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi, 25(2), 102-113.
Murri, M.M., Surjandari, N.S., & As’ad, S. 2014. Analisis Stabilitas Lereng dengan Pemasangan Bronjong (studi Kasus di Sungai Gajah Putih, Surakarta). Jurnal Matriks Teknik Sipil, 2(1), 162-169
Petley, D., 2012. Global patterns of loss of life from landslides. Geology, 40 (10), 927-930
Pradhan, A.M.S, & Kim, Y.T. 2016. Evaluation of a combined spatial multi-criteria evaluation model and deterministic model for landslide susceptibility mapping. Catena, 140, 125-139. Doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.catena.2016.01.022.
Rosita. A., Aryanto. D., Noorainy. F., Slamet. M., dan Permadi. D. 2018. Daerah Rawan Bencana Geologi Gerakan Tanah dalam Arahan Kebijakan Mitigasi Kabupaten Ciamis. Jurnal Planologi, 5(1), 886-896.
Utomo, W.T & Widiatmaka. 2014. Analisis Potensi Kerawanan Bencana Longsor, Keterkaitan Perubahan Tutupan Lahan Dan Kesesuaian Pola Ruang Dalam Rtrw Propinsi Jawa Barat (Studi Kasus Das Citarum). Seminar Nasional Pengarusutamaan Lingkungan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam: Tantangan dalam Pembangunan Nasional Bogor. hal 269-286
Wen. F., Xin-Sheng. W., Yan-bo. C., & Bin. Z. (2017). Landslide susceptibility assessment using the certainty factor and analytic hierarchy process. J. Mt. Sci, 14(5), 906-925 DOI:10.1007/s11629-016-4068-2