Pendampingan Orang dengan Skizofrenia oleh Kader Kesehatan Jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Krian

Main Article Content

Ratna Dewi Rahmawati
Suryanto

Abstract

People with Schizophrenia (ODS) are people with mental disorders whose rights need to be fulfilled to receive treatment in order to recover optimally. Communities and even ODS families often do not understand that schizophrenia can be treated and requires family and community support. ODS actually often gets a negative stigma from society. Community Health Empowerment for Early-Detecting and Reintegrating of Schizophrenia (CHEERS) is a community empowerment program that helps ODS recovery, one of which is through the role of mental health cadres. Mental health cadres are tasked with assisting ODS, conducting early detection of mental disorders and conducting outreach about Schizophrenia to caregivers and the community. Compliance with taking medication from ODS received guidance from cadres. ODS conditions are more stable and not easy to recover with assistance from cadres. Family and community support for ODS is better, thereby increasing ODS recovery to be more optimal. Early detection and outreach about schizophrenia increases public understanding so that the negative stigma against ODS is reduced and ODS who have not received treatment receive treatment at health facilities.

Article Details

How to Cite
Rahmawati, R. D., & Suryanto. (2023). Pendampingan Orang dengan Skizofrenia oleh Kader Kesehatan Jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Krian. JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat), 8(1), 26–32. https://doi.org/10.21067/jpm.v8i1.7194
Section
Articles

References

Alfiani A A dan Purwanto D. (2022). Pemberdayaan ekonomi para difabel sebagai pramusaji di Difable Cafe Sondakan Laweyan Surakarta. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat. 7: 832-839.

Husna S, Fuad B, Muhammad A dan Thohari S. (2019). Fikih penguatan penyandang disabilitas. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta. 48-54.

Indrawati P A, Sulistiowati N M D dan Nurhesti P O Y. (2018). Pengaruh pelatihan kader kesehatan jiwa terhadap persepsi kader dalam merawat orang dengan gangguan jiwa. Jurnal Keperawatan Jiwa. 6: 71–75.

Iswanti D I, Lestari S P dan Hapsari R D. (2018). Peran kader kesehatan jiwa dalam melakukan penanganan gangguan jiwa. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa. 1: 33–37.

Kurniawan N C, Mubin M F dan Samiasih A. (2022). Literature review: peran kader kesehatan jiwa dalam menangani gangguan jiwa di masyarakat. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan. 13: 537–542.

Maramis W F dan Maramis A A. (2009). Catatan ilmu kedokteran jiwa (2nd ed.). Airlangga University Press, Surabaya. 259-281.

Maslim R. (2013). Buku saku diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. PT Nuh Jaya, Jakarta. 7-50.

Nisa S A, Hasanbasri M dan Priyatni N. (2020). Peran stakeholder terhadap program kesehatan jiwa dalam penanggulangan pasung pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan (The Indonesian Journal of Health Service Management). 23: 58–67.

Riskesdas. (2018). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. 221-223

Rokayah C, Novian F D dan Supriyadi S. (2020). Beban keluarga berhubungan dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien halusinasi. Jurnal Keperawatan Jiwa. 8: 97.

Widianti E dan Rafiyah I. (2017). Pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan deteksi dini permasalahan kesehatan jiwa di Desa Jayaraga Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 1: 191–195.

Yazfinedi. (2018). Konsep, permasalahan, dan solusi penyandang disabilitas mental di Indonesia. Quantum: Jurnal Ilmiah Kesejahteraan Sosial. 14: 101–110.