Substitusi limbah ulat hongkong (Tenebrio molitor) sebagai pengganti konsentrat terhadap konsumsi protein dan protein efisiensi rasio (per) pada daging kelinci pedaging
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui subtitusi limbah ulat hongkong sebagai pengganti konsentrat terhadap konsumsi protein dan protein efisiensi rasio (PER) pada ternak kelinci. Materi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ternak kelinci sebanyak 12 ekor, kandang, peralatan dan pakan ternak yaitu limbah ulat hongkong, konsentrat, hijauan. Metode yang digunakan adalah percobaan laboratorium dengan mengunakan 4 perlakuan dan 3 ulangan, meliputi, P0 : Kontrol (Konsentrat 60% + Hijauan 40%), P1 : Limbah Ulat 20% + Konsentrat 40% + Hijauan 40%. P2 : Limbah Ulat 40% + Konsetrat 20% + Hijauan 40%. P3: Limbah Ulat 60% + Hijauan 40%. Adapun variabel penelitian meliputi konsumsi protein dan protein efisiensi rasio (PER). Data yang di dapat pada penelitian ini dianalisis, dengan menggunakan RAL, jika terdapat pengaruh dilanjutkan dengan uji BNT. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa penambahan limbah ulat pada pakan kelinci memberikan pengaruh yang nyata(P<0,05) terhadap protein efisiensi rasio (PER) dan tidak memberikan pengaruh(P>0,05) terhadap Konsumsi protein. Konsumi protein tertinggi pada P0 (18,81 gr), dan PER tertinggi dicapai pada P1 (1,19). Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa substitusi limbah ulat hongkong sebanyak 20% memberikan nilai terbaik terhadap protein efisiensi rasio (PER).
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the substitution mealworm waste at concentrate substitusi To the consumption of protein and protein efficiency ratio (PER) in the rabbit.the interial of this research were rabbit, melworn waste, concentrat, forage. The method of this research were. Fleeld experiment,with 4 treatments and 3 replications. Such us P0. Concentrat 60%+ forageP1: waste silkworn 20% + concentrate 40% + forage 40%, P2: waste silkworn 20% + concentrate 40% forage 40% P3: waste mealworm 60% + 40% forage, while The date was analyzed using analysis of variance RAL, if there is the influence followed by LSD test. The result of research were, the substitution of melworn waste on concentrate gave significant effect (P<0.05) to protein eficienci ratio (PER) and did’t gave effect (P>0.05) to protein consumtion. The highest consumtion of protein P0 (18.89) and the highest PER in P1 91,19). Based on the results of the discussion can be concluded that the feed control provides the best value. But economically and based on the use of waste as much as 20%melwormhongkong provide the best value.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Cheeke, P.R., N.M. Patton dan G.S Templeton. 1982. Rabbit. Production. 5th Ed. The interstate Printers & Publisher, Inc., Danville.
Sarmono. 2003. Introduction To Animal Science. Prentice Hall.
Darmono. 1993. Tatalaksana Usaha Sapi Kereman. Kanisius, Yogyakarta.
Diwyanto, K., R. Sunarlin, dan P. Sitorus. 1985. Pengaruh persilangan terhadap karkas dan preferensi daging kelinci panggang. Jurnal Ilmu dan Peternakan 1 (10):427-430.
Ensminger, M.E., J.E. Oldfield dan W.Heinemann. 1990. Feeds and Nutrition. 2nd Ed. The Ensminger Publishing Co., Clovis.
Farrel, D.J. dan Y.C.Raharjo. 1984. Potensi ternak Kelinci sebagai Penghasil Daging. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Kartadisastra, H.R. 1997. Ternak Kelinci. Kanisius. Yogyaka
Nadrazky, B. 2006. Chitosan research.http://www.nadraszky.com/cgi-bin/mt/mttb.cgi/940. (15 Desember 2010).
Parakkasi, A. 2000. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia Press, Jakarata.
Sartika, T. 1995. Komoditi kelinci peluang agribisnis peternakan. Semianar Nasional Agribisnis Peternakan dan Perikanan pada Pelita VI. Media Edisi Khusus :397-398.
Tilman, A.D., H. Hartadi., S. Reksohadiprodjo., S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo.1991. IlmuMakanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University.Yogyakarta