Subtitusi limbah ulat hongkong (tenebrio molitor) sebagai pengganti konsentrat terhadap kecernaan bahan kering (kcbk), bahan organik (kcbo) dan protein kasar (kcpk) ternak kelinci

Main Article Content

Tri Ida Wahyu Kustyorini
Dyah Lestari Yulianti

Abstract

ABSTRAK


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui subtitusi limbah ulat hongkong sebagai pengganti konsentrat terhadap kecernaan bahan kering (KcBK), bahan organik (KcBO) dan protein kasar (KcPK) pada ternak kelinciMateri yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ternak kelinci, limbah ulat hongkong, konsentrat, hijauan. Metode penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dan 3 ulangan,  percobaan laboratorium, dan air minum diberikan  secara ad bilitum, pakan basal ditambahkan limbah ulat P0 : Kontrol + (Konsentrat 60% + Hijauan 40%), P1 : Limbah Ulat 20% + Konsentrat 40% + Hijauan 40%, P2 : Limbah Ulat 40% + Konsentrat 20% + Hijauan 40%, P3: Limbah Ulat 60% + Hijauan 40%, adapun data yang didapat pada penelitian ini dianalisis sidik ragam menggunakan RAL, jika terdapat pengaruh dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian menunjukan bahwa ransum yang menggunakan substitusi limbah ulat hongkong memberikan pengaruh yang sangat  nyata (P0<0,01) terhadap kecernaan bahan kering, berpengaruh yang nyata (P0<0,05) terhadap kecernaan bahan organic dan kecernaan protein kasar pada ternak kelinci. Kecernaan BK tertinggi pada P0 sebesar 95,85%, Kecernaan Bahan organik tertinggi pada P0 sebesar 96,95% dan kecernaan protein tertinggi pada P0 sebesar 91,21%. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa pakan kontrol memberikan nilai KcBK,KcBO,dan KcPK terbaik


 


ABSTRACT


The purpose of this study was to determine the substitution of mealworm waste as a substitute for concentrates on dry matter digestibility, organic matter and crude protein  of rabbits The material used in this study included rabbits, mealworm waste, concentrates, forage. This research method used 4 treatments and 3 replications, laboratory experiments, and drinking water was given in ad bilitum, basal feed was added to mealworm waste, P0: Control + (Concentrate 60% + Green 40%), P1: mealworm waste 20% + Concentrate 40% + Forage 40%, P2: 40% mealworm waste + 20% Concentrate + 40% Forage, P3: 60% mealworm waste + 40% Forage, while the data obtained in this study analyzed variance using RAL, if there is an effect followed by a test BNT. The results showed that rations using mealworm waste substitution had a very significant effect (P0 <0.01) on dry matter digestibility, having a significant effect (P0 <0.05) on digestibility of organic matter and crude protein digestibility in rabbits. The highest DM digestibility at P0 was 95.85%, the highest organic matter digestibility at P0 was 96.95% and the highest protein digestibility at P0 was 91.21%. Based on the results it can be concluded that the control feed provides the best dry matter digestibility, organic matter and crude protein .

Article Details

How to Cite
Kustyorini, T. I. W., & Yulianti, D. L. (2017). Subtitusi limbah ulat hongkong (tenebrio molitor) sebagai pengganti konsentrat terhadap kecernaan bahan kering (kcbk), bahan organik (kcbo) dan protein kasar (kcpk) ternak kelinci. Jurnal Sains Peternakan, 5(1), 20–28. https://doi.org/10.21067/jsp.v5i1.3134
Section
Articles

References

Aksi Agraris Kanisius, 1995. Pemeliharaan Kelinci. Kanisius, Yogyakarta

Amrinawati, 2004. Kecernaan bahan kering, bahan organik dan protein kasar dari jerami padi Amoniasi yang Disuplementasi dengan mineral fosfor dan sulfur secara in-vitro. Skripsi S1. Fakultas Peternakan. Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang.

Amoo (2006). Ilmu Makanan Ternak Dasar.Gadjah Mada University.Yogyakarta

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia, Jakarta.

Anggorodi, R. 2004. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Anjar Pamungkas dan Wanti, 2004. Kecernaan Kelinci. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Cheeke,P.R.,MeNitt, J.I., and Patton ,N,M 200 Rabbit productionn 8th edition Interstate PublishersInc, Danville IIIinois.

Gracia, J., J. F. Galvec and J.C. De blas. 1993. Effect of substitution of sugarbeet pulp for barley in diet for finishing rabbits on growth performance and on energy and nitrogen efficiency. J. Anim. Sci. 71: 1823-1830.

Haryanto,2013.Ulat hongkong.DAFA publishing. Surabaya

Kamal, M. 2002. Nutrisi Ternak 1. Laboratorium Makanan Ternak Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Kartadisastra, H.R. 2001. Ternak Kelinci. Kanisius. Yogyakarta

Khotijah, L. 2006. Penambahan urea atau DL-Methionin ke dalam ransum komplit biomassa ubi jalar pada kelinci.Med. Pet. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 29(2):89-95.

. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Mohammad, A., G., 2009. Nilai kecernaan in vivo ransum kelinci New Zealand White jantan yang menggunakan bagase fermentasi. Skripsi S1. Fakultas Pertanian, Program Studi Peternakan. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

NRC, 1994. Nutrien Requirements of poultry 9’’’Revised Ed, National Academy press. Washington, D.C

Nugroho 1992. Beternak kelinci secara modern. Eka Offset. Semarang.

O-fish, 2004. Pemeliharaan kelinci dan burung puyuh. Yasaguna. Jakarta

Parakkasi, A, 2000 ilmu nutrisi dan makanan ternak ruminansia, Universitas Indonesia pree. Jakarta

Prawirokusumo, 2002 Sumber Protein (Proteinaseous Concentrate) Pendidikan

Samsijah. 2000. Pengaruh Pupuk Nitrogen Pada Tanaman Murbei (Morus spp.) Terhadap Daya Tahan Hidup Ulat Sutera dan Mutu Kokon di Tanabelange, Sulawesi Selatan. Buletin Penelitian Hutan

Sarwono, 2003. Jenis Kelinci Di JawaBarat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Srigondono 1987. Pengelolaan Pakan dan Kecernaan Ternak Ruminsia. Kanisius. Yogyakarta.

Sutardi, T. 2001.―Ketahanan Protein Bahan Makanan Terhadap Degradasi oleh Mikroba dan Manfaatnya bagi Peningkatan Produktivitas Ternak. Prosiding Seminar Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Departemen Pertaanian. Bogor.

Tilman, A. D. H. Hartadi S, Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo, 1990, Imu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Widayati dan Widalestari 2001. Pakan Ternak. Cetakan ke ,9 Penerbit Kanisius yogyakarta.

Williamson, G. dan W.J.A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Terjemahan Oleh S.G.N. Dwija, D. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Pasca Sarjana. KPKIPBUnand. Universitas Andalas, Padang.