Pengaruh penggunaan tepung daun sambiloto (andrographis paniculata nees) sebagai feed additive terhadap kualitas telur itik mojosari

Main Article Content

Moh Yunus Bahtiar
Dyah Lestari Yulianti
Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih

Abstract

Abstrak


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas telur itik Mojosari yang diberi feed additive tepung daun sambiloto pada pakan. Materi yang digunakan 100 ekor itik Mojosari, telur itik dari berbagai perlakuan dan ulangan pakan basal berupa complete feed serta tepung daun sambiloto (TDS). Metode yang digunakan adalah metode percobaan lapang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan 4 ulangan, perlakuan yang diterapkan adalah P0 : pakan + 0% TDS, P1 : pakan + 0,2% TDS, P2 : pakan + 0,4% TDS, P3 : pakan + 0,6% TDS dan P4 : pakan + 0,8% TDS. Variabel yang diamati adalah berat telur, tebal kerabang, berat kerabang, haugh unit dan skor kuning telur. Adapun data yang didapat pada penelitian ini dianalisis sidik ragam apabila terdapat pengaruh pada perlakuan maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan TDS sebagai feed additive pada P3 memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap berat kerabang (9,16±0,64 g) dan pada P1 tidak berpengaruh nyata  (P<0,05) pada haugh unit (106,61±3,15), tetapi pada P0, P2 dan P4 menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap berat telur (59,02±3,88 g ; 61,58±2,34 g ; 63,10±5,27 g)  tebal kerabang (0,55±0,05 mm ; 0,56±0,12 mm ; 0,67±0,17 mm) serta skor kuning telur (8,50±2,38 ; 10,25±0,57 ; 10,75±1,29). Dapat disimpulkan bahwa pemberian feed additive TDS dilevel 0,6 % pada pakan itik Mojosari dapat meningkatkan berat kerabang dan pada level 0,2 % dapat meningkatkan nilai haugh unit telur itik Mojosari, akan tetapi tidak dapat meningkatkan berat telur, tebal kerabang dan skor kuning telur itik Mojosari.


 


Abstract


The purpose of this research is to find out how the quality of Mojosari duck eggs are fed feed additive of bitter leaf starch on the feed. Material used 100 ducks Mojosari, duck eggs from various treatments and replication of basal feed in the form of complete feed and bitter leaf flour (TDS). The method used was field experiments using Completely Randomized Design (RAL) with 5 treatment 4 replications, the treatment applied was P0: feed + 0% TDS, P1: feed + 0.2% TDS, P2: feed + 0.4% TDS, P3: feed + 0.6% TDS and P4: feed + 0.8% TDS. The variables observed were egg weight, thickness of the shell, weight of shell, haugh unit and egg yolk score. The data obtained in this study was analyzed variance if there is influence on the treatment then continued with the smallest real difference test (BNT). The results showed that the use of TDS as feed additive on P3 gave significant difference (P <0,05) to shell weight (9,16 ± 0,64 g) and at P1 gave significant difference (P <0.05) at Haugh units (106.61 ± 3.15), but at P0, P2 and P4 showed no significant differences (P> 0.05) with respect to egg weight (59.02 ± 3.88 g; 61.58 ± 2.34 G; 63.10 ± 5.27 g) shell thickness (0,55 ± 0,05 mm; 0,56 ± 0,12 mm; 0,67 ± 0,17 mm) and egg yolk score (8,50 ± 2.38; 10.25 ± 0.57; 10.75 ± 1.29). Based on the result of the research, it can be concluded that giving feed additive of TDS at 0,6% at feed of Mojosari duck can increase shell weight and at level 0,2% can increase haugh unit of Mojosari duck egg, but can not increase egg weight, thick of kerabang And egg yolk score of Mojosari ducks.

Article Details

How to Cite
Bahtiar, M. Y., Yulianti, D. L., & Krisnaningsih, A. T. N. (2017). Pengaruh penggunaan tepung daun sambiloto (andrographis paniculata nees) sebagai feed additive terhadap kualitas telur itik mojosari. Jurnal Sains Peternakan, 5(2), 92–99. https://doi.org/10.21067/jsp.v5i2.3159
Section
Articles

References

Cahyadi, A. 1996. Pengaruh hambatan ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) terhadap pertumbuhan dan produksi aflatoksin dari Aspergillus flavus. Skripsi S1. Jurusan Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Campbell, T.W. 1997. Avian Hematology and Cytology. 3rd Ed. Llowa State University Press. Ames.

Jarukamjorn K and Nemoto N. 2008. Pharmacological Aspects of Andrographis paniculata on Health and Its Major Diterpenoid Constituent Androgapolide.

Ketaren, P.P. dan L.H. Prasetyo. 2000. Produktivitas itik silang MA di Ciawi dan Cirebon. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian

Kumar, S. and G. Prasad. 1992. Efficacy of medical plant(Andrographis paniculata Nees.) extract on aflatoxin production and growth of Aspergillus flavus. Letters Appl. Microbiol. 15:131-132.

Kurniawan, I. 1991. Pengaruh Penambahan Asam atau Garam Asam Terhadap daya dan Kestabilan Buih Putih Telur Itik Tegal Umur Satu dan Empat Belas hari. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Kurtini, T, K. Nova., dan D. Septinova,2011. Produksi Ternak Unggas. Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Mietha,2008.KandunganGiziTelur,http://www.mietha.wordpres.com/category/artikel-gizi/. Diakses 20 November 2010

Prapanza, E. Dan Marianto, L.M. (2003). Khasiat & Manfaat Sambiloto: Raja Pahit Penakluk Aneka Penyakit. Agro MediaPustaka. Hal: 3–9.

Resi, K., (2009). Pengaruh Sistem Pemberian pakan yang menganduang Duckweed terhadap produksi telur itik lokal. Mataram : Skripsi Fakultas Peternakan.

Sinurat, A.P., P. Setiadi, A. Lasmini, A.R. Setioko, T. Purwadaria, I.P. Kompiang dan J. Darma. 1994. Penggunaan cassapro (singkong terfermentasi) untuk itik petelur. Ilmu dan Peternakan 8(2): 28 – 31

Winarno, F.G. dan S. Koswara. 2002., Telur :Komposisi, Penanganan dan Pengolahannya, M-Brio Press, Bogor.