Pengaruh frekuensi penyiraman benih terhadap produktivitas fodder jagung ( zea mays) dengan sistem hidroponik
Main Article Content
Abstract
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi penyiraman benih terhadap produktivitas jagung fooder (Zea mays) dengan sistem hidroponik. Metode dari penelitian ini adalah jagung dan air. Metode yang digunakan adalah eksperimental lapang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAK) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah P1 (1 kali penyiraman / hari), P2 (2 kali penyiraman / hari) dan P3 (3 kali penyiraman / hari). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah Persentase Perkecambahan, Persentase Kecambahan Normal, Produksi Hijauan Segar, Produksi Bahan Kering, Produksi Bahan Organik, Produksi Protein Kasar dan Produksi Serat Mentah. Analisis data ini dikerjakan dengan menggunakan alat bantu yaitu program SPSS for Windows 16.0. Apabila setiap perlakuan terdapat pengaruh makan dilanjutkan dengan uji Duncan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas pakan jagung dengan berbagai perlakuan penyiraman memberikan efek yang sangat nyata (P <0,01) pada persentase perkecambahan, perkecambahan normal, produksi hijauan segar, produksi bahan kering, produksi bahan organik, produksi protein kasar dan produksi serat kasar. Persentase perkecambahan tertinggi pada perlakuan P3 (95,80%), persentase kecambah normal tertinggi pada P2 (94,63%), produksi hijauan segar tanaman tertinggi pada P3 (420,80 gram), produksi bahan kering tertinggi pada P3 (364,82 gram), produksi bahan organik tertinggi pada P3 (357,68 gram), produksi protein kasar pada P3 (66,51 gram) dan produksi serat kasar pada P3 (82,74 gram). Kesimpulan dari penelitian ini adalah benih penyiraman sebanyak 3 kali / hari memberikan produktivitas pakan jagung tertinggi (Zea mays) dengan sistem hidropinik.
Abstract
The aim of this research were to know of seed watering frequeney to productivity of corn fooder (Zea mies) by hidropinic system. The material of this research were corn and water. The method used was experimental field using Completely Randomized Design (CDR) with 3 treatments and 5 replications. The treatment used is P1 (1 time watering / day), P2 (2 times watering / day) and P3 (3 times watering / day). The variables observed in this study were. Percentage of germination, percentage of normal germination, flant production, dry material production, organic matter production, crude protein production and gude fiber production. Based on the results of the research shown that the productivity of corn feed with various watering treatments gives a very real effect (P <0.01) on the percentage of germination, normal germination, plant production, DM production, OM production, CD production and CF production. The highest percentage of germination on treatment P3 (95.80%), highest percentage of normal germination on P2 (94.63%), highest plant fresh production on P3 (420.80 gram), highest dry matler production on P3 (364.82 gram), highest OM production on P3 (357.68 gram), CD production on P3 (66,51 gram) and CF production on P3 (82,74 gram). The conduded of this research were seed watering frequeney 3 times/day gave highest productivity of corn fodder (Zea mies) by hidropinic system.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Achmadi, J. 2007. Kualitas pakan ternak yang baik dan aman untuk mendukung kesuksesan usaha peternakan.Hasil pertemuan koordinasi peternak menengah/besar. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang.
Ahmed, K. 2011. Fodder Plants, Everything You Want to Know – A Featured Article. Longman Inc, London.
Djajanegara et al. 1998. Ketersediaan air, jenis perendaman, lama perendaman dan pemupukan pada media sangat berpengaruh terhadap produksi Bahan Kering.IPB. Bogor
Harman (2006) Unsur – unsur Nitrogen, fosfor, kalium dan magnesium yang terkandung dalam pemupukan yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan memperbaiki nilai gizi produksi protein. Skripsi. Jurusan Pertanian, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Hermawan (2011).Pengaruh penyiraman terlalu banyak dilakukan maka pertumbuhan benih tersebut akan bersifat merusak atau penghambat pertumbuhan. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang
Irwanto. 2001. Pengaruh Penyiraman Terhadap Persentase Perkecambahan jagung. Skripsi. Jurusan Pertanian, Fakultas Pertanian, universitas Patimura Ambon.
Mcilroy, R. 1997. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradriya Paramita. Jakarta
Nell AJ and Rollinson D.H.L. 1974. The Requirement and Availability of Livestock Feed in Indonesia. Working Paper. Jakarta.
Pertiwi ( 1998). mengenal-fodder-jagung-untuk-pakan-ternak Dinas Pertanian Bogor
Sarah., Rahmatan H., Supriatno. 2016. Standar keberhasilan perkecambahan benih untuk dibudidayakan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Universitas hasanudin Makasar. Volume 1, Issue 1, Agustus 2016, hal 1-9.
Sudarmodjo. 2008. Hidroponik. Tidak dipublikasikan. Parung Farm, Bogor.
Tillman, 1991. Suhu pengeringan dalam oven utuk pengujian bahan kering (BK). Ilmu Makanan Ternak Dasar. Edisi Keenam. Gajah Mada Universty Press,Yogyakarta.
Tyler dan Ensminger, 2006.Pertumbuhan suatu tanaman hidroponik dipengaruhi terhadap, daya serap tanaman terhadap air dan pemupukan. Jurnal Budidaya Pertanian 5(4):789-845 Juni 2006. Yogyakarta.