PENGGUNAAN WANGSALAN DALAM TINDAK BERBAHASA MASYARAKAT DI DESA BENDO KECAMATAN GONDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENGGUNAAN WANGSALAN DALAM TINDAK BERBAHASA MASYARAKAT DI DESA BENDO KECAMATAN GONDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

Authors

  • Riris Purbosari Universitas Gadjah Mada

DOI:

https://doi.org/10.21067/jibs.v10i2.9339

Keywords:

Wangsalan, Ethnolinguistics, Semiotics, Javanese Culture

Abstract

Each society's language acts have their own characteristics as a reflection of culture, including the language acts of Javanese society. One of the cultural riches of Javanese society, especially in terms of language, is wangsalan. Wangsalan reflects the sophistication of Javanese thinking. Javanese people cultivate language through the creation of wangsalan. Wangsalan is still often used by people in Bendo Village Gondang District Tulungagung Regency for daily communication activities. The theoretical basis used in this research is ethnolinguistics with a semiotic approach. This research uses descriptive qualitative research methods. The data source in this research is the people of Bendo Village Gondang District Tulungagung Regency. The research data is in the form of oral data, namely the speech of the people in Bendo Village which contains wangsalan. The method used in providing data is the listening and speaking method. At the analysis stage, the researcher observes and describes the problem in the research object. There were 21 wangsalan usage data that were collected. Based on research, there are three types of wangsalan used in everyday communication, namely wangsalan lamba, wangsalan rangkep, and wangsalan memet. The use of wangsalan by Javanese people is related to thought and mental exercise. The communicative function of using wangsalan based on research data is the function of advising, flattering, insinuating, reminding, notification, requesting, ordering, and making small talk.

Tindak berbahasa setiap masyarakat memiliki kekhasan sebagai cerminan kebudayaan, termasuk tindak berbahasa masyarakat Jawa. Salah satu kekayaan kebudayaan masyarakat Jawa, khususnya dalam hal berbahasa, adalah wangsalan. Wangsalan mencerminkan kecanggihan berpikir masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa mengolah bahasa melalui penciptaan wangsalan. Wangsalan masih sering digunakan oleh masyarakat di Desa Bendo Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung untuk kegiatan berkomunikasi sehari-hari. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnolinguistik dengan pendekatan semiotika. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Bendo Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. Data penelitian berupa data lisan, yaitu tuturan masyarakat di Desa Bendo yang memuat wangsalan. Metode yang digunakan dalam penyediaan data adalah metode simak dan cakap. Pada tahap analisis, peneliti mengamati dan menguraikan masalah pada objek penelitian. Terdapat 21 data penggunaan wangsalan yang berhasil dikumpulkan. Berdasarkan penelitian, terdapat tiga jenis wangsalan yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari, yakni wangsalan lamba, wangsalan rangkep, dan wangsalan memet. Penggunaan wangsalan oleh masyarakat Jawa berhubungan dengan olah pikir dan olah batin. Fungsi komunikatif penggunaan wangsalan berdasarkan data penelitian adalah fungsi menasihati, menyanjung, menyindir, mengingatkan, pemberitahuan, permohonan, memerintahkan, dan basa-basi.

References

Abdullah, W. (2016). Ethnolinguistic Study of Local Wisdom in Ex-Residency of Surakarta. Jurnal Humaniora, 28(3), 279–289. https://doi.org/10.22146/jh.v28i3.22279

Azhari, H. D. P. (2013). Parikan dan Wangsalan dalam Lirik Lagu Campursari Karya Manthou’s. https://eprints.uny.ac.id/44438/1/Hesti Dwi Putri Azhari_08205244034.PDF

Darmoko. (2020). Kaidah Penandaan dalam Wangsalan Tembang. 2(April), 1–14. http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/kawruh/article/view/650

Devi, R. (2022). Penggunaan Wangsalan dalam Sindhenan Karawitan Jawa. 10(April), 33–42. https://journal.isi.ac.id/index.php/promusika/article/view/7131

Devianty, R. (2017). Bahasa sebagai Cermin Kebudayaan. Jurnal Tarbiyah, 24(2), 226–245. http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tarbiyah/article/view/167

Faridi, M. (2021). Etnolinguistik Falsafah Hidup Masyarakat Madura. Halimi: Journal of Education, 1(2), 106–118. http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/halimi/article/view/5167

Ginting, E. L. T. B., Madia, I. M., & Triadnyani, I. G. A. A. M. (2022). Analisis Fungsi Sintaksis dan Nilai di dalam Pepatah Bahasa Indonesia. 26(1), 91–99. http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/halimi/article/view/5167

Hardani, Andriani, H., Ustiawaty, J., Utami, E. F., Istiqomah, R. R., Fardani, R. A., Sukmana, D. J., & Auliya, N. H. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu Group (Issue April).

Herawati. (2017). Tinjauan Awal: Wangsalan dalam Bahasa Jawa (Preliminary Review: Javanese Wangsalan). Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan Dan Kesastraan, V(1), 37–47. http://118.98.227.77/index.php/gramatika/article/view/91

Indiarti, W. (2017). Bermain Bahasa Merekam Alam: Ranah Ekologi dalam Wangsalan. Sastra, Seni, Santet: Sekumpulan Artikel Tentang Banyuwangi, 41–64. https://www.academia.edu/download/53001978/Bermain_Bahasa_Merekam_Alam_ok_buku.pdf

Laili, E. N. (2021). Kajian Antropolinguistik: Relasi Bahasa, Budaya dan Kearifan Lokal Indonesia. Jombang: LPPM UNHASY Tebuireng.

Masfufah, N. (2016). Fungsi dan Makna Peribahasa Dayak Benuaq: Kajian Etnolinguistik. Sirol Bastra Jurnal Ilmiah Kebahasaan Dan Kesastraan, 4(2), 121–128. http://sirokbastra.kemdikbud.go.id/index.php/sirokbastra/article/view/81

Padmosoekotjo, S. (1959). Ngengrengan Kasusastran Djawa II. Yogyakarta: Hien Hoo Sing.

Prasetya, T. (2016). Sutasoma: Journal of Javanese Literature Bentuk dan Makna Wangsalan. Sutasoma : Journal of Javanese Literature, 4(1), 28–36. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sutasoma

Rohana, & Syamsuddi. (2015). Bahasa Pengungkap Realitas Budaya. Makassar: CV Samudra Alif-Mim.

Subroto, D. E., Raharjo, S., Sujono, & Sutarjo, I. (2000). Kajian Wangsalan dalam Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Bahasa.

Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahana Kebudayan secara Linguistis). Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Sugianto, A. (2017). Etnolinguistik Teori dan Praktik. Ponorogo: CV Nata Karya.

Sulaeman, A. (2019). Acculturation of Islam and Local Traditions on Ritual Activities at Keraton Yogyakarta. International Journal of Scientific and Technology Research, 8(2), 1–3. https://www.ijstr.org/final-print/feb2019/Acculturation-Of-Islam-And-Local-Traditions-On-Ritual-Activities-At-Keraton-Yogyakarta.pdf

Tektigul, Z., Bayadilova-Altybayeva, A., Sadykova, S., Iskindirova, S., Kushkimbayeva, A., & Zhumagul, D. (2023). Language is a Symbol System that Carries Culture. International Journal of Society, Culture and Language, 11(1), 203–214. https://doi.org/10.22034/IJSCL.2022.562756.2781

Utami, R. E. (2020). Wangsalan dengan Unsur Tumbuhan. Philosophica: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya, III(2), 65–76. https://jurnal.unw.ac.id/index.php/philosophica/article/view/785

Published

2024-06-06

How to Cite

Purbosari, R. (2024). PENGGUNAAN WANGSALAN DALAM TINDAK BERBAHASA MASYARAKAT DI DESA BENDO KECAMATAN GONDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG. JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA, 10(2), 57–71. https://doi.org/10.21067/jibs.v10i2.9339
Loading...