Abstract
Digitalisasi sangat mendukung pertukaran informasi dan pengetahuan menjadi cepat dan menjangkau seluruh daerah. Sayangnya, kecepatan penerimaan informasi tidak seiring dengan peningkatan literasi yang dimiliki Masyarakat, penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam pertimbangan etika moral yang digunakan oleh para remaja dalam menentukan pilihan terhadap presiden pada pemilu 2024 di kota Bandung. Metode Penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus; pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan kajian literatur. Informan merupakan remaja aktif pengguna media social. Analisis data dilakukan secara tematik untuk mengidentifikasi pola-pola pemikiran serta nilai-nilai moral yang menjadi dasar pengambilan keputusan politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejujuran, integritas, tanggung jawab sosial, serta kepedulian terhadap masyarakat merupakan faktor utama dalam pertimbangan etika moral remaja. Namun demikian, para responden juga menghadapi tantangan besar berupa maraknya disinformasi dan hoaks di media sosial yang mempersulit proses penilaian mereka terhadap calon presiden. Penelitian ini menegaskan pentingnya literasi media berbasis nilai moral bagi generasi muda agar mampu mengambil keputusan politik secara kritis dan bertanggung jawab.
References
Arifin, N. F., & Fuad, A. J. (2020). Dampak Post-Truth di Media Sosial. Intelektual: Jurnal Pendidikan Dan Studi Keislaman, 10(3), 376–378.
Carlsson, U., & Stiernstedt, U. C. (n.d.). Understanding media and information literacy in the digital age. UNESCO Report.
Christiany Juditha. (2023). Akurasi Berita dalam Jurnalisme Online (Kasus Dugaan Korupsi Mahkamah Konstitusi di Portal Berita Detiknews), Jurnal Pekommas, Vol. 16 No. 3, Desember 2013:145-154
CNN Indonesia. (2021). Riset Netizen di Indonesia Paling Tak Sopan Se-Asia Tenggara. Diakses 11 Desember 2024. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210225115954-185-610735/riset-netizen-di-indonesia-paling-tak-sopan-se-asia-tenggara
Databoks Katadata. (2018). Kepercayaan Publik terhadap media, diakses 11 Desember 2024. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/05/08/bagaimana-kepercayaan-publik-terhadap-media
Databoks Katadata. (2018). Mayoritas Anak Muda Indonesia gunakan Internet untuk Media Sosial. Diakses 11 Desember 2024. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/01/11/mayoritas-anak-muda-indonesia-gunakan-internet-untuk-media-sosial
Dudi Hartono (2018). Era Post-Truth: Melawan Hoax dengan Fact Checking. Prosiding Seminar Nasional Prodi Ilmu Pemerintahan 2018. https://eprints.untirta.ac.id/952/1/Naskah%205.pdf
Firdaus A. (2023). Masyarakat Indonesia dan Tantangan Sejarah di Era Post-Truth. urnal Multidisiplin Ilmu, 2 (2), e-ISSN: 2828-6863. P..288-297
Guess A., Nagler J., & Tucker J. (2019). "Less than you think: Prevalence and predictors of fake news dissemination on Facebook." Science Advances, 5(1), eaau4586.
Kahne J., & Bowyer B. (2017). "Educating for Democracy in a Partisan Age: Confronting the Challenges of Motivated Reasoning and Misinformation." American Educational Research Journal, 54(1), pp.3–34.
Kapolkas, Ignas. (2019). A political Theory of Post truth. Springer Nature Switzerland AG: Mc Millan Palgrave
Kesbangpol kulonprogo. Bahaya Hoaks Pemilu bagi Masyarakat. https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/915/bahaya-hoaks-pemilu-bagi-masyarakat
Keyes, Ralph. (2004). The Post truth era: Dishonesty and Deception in Contemporary Life. New York: St. Martin’s Press.
Kohlberg, Lawrence. (1976). "Moral stages and moralization: The cognitive-developmental approach". Moral Development and Behavior: Theory, Research and Social Issues. Rinehart and Winston
Lewandowsky S., Ecker U.K.H., Seifert C.M., Schwarz N., & Cook J. (2017). "Misinformation and Its Correction: Continued Influence and Successful Debiasing." Psychological Science in the Public Interest,16(3), pp.107–131.
Lewandowsky, S., Ecker, U. K. H., & Cook, J. (2017). Beyond Misinformation: Understanding and Coping with the ‘Post-truth’ Era. Journal of Applied Research in Memory and Cognition, 16(4), 353–369.
Magdalena, Merry. (2009). Situs Gaul, Gak Cuma Buat Ngibul! Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Muannas, M. (2018). “Proses Gatekeeping Terkait Redistribusi Konten Media Sosial: Perspektif Generasi Z.” Jurnal Jurnalisa: Jurnal Jurusan Jurnalistik 4 (2). http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/jurnalisa/article/view/6898.
Nichols, Tom. (2018). Matinya Kepakaran: Perlawana Terhadap Penegtahuan yang Telah Mapan dan Mudaratnya. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Nugroho, Septiaji Eko. (2020). Komunikasi Pribadi. Mafindo, Jakarta, Indonesia.
Papacharissi, Zizi. (2015). Affective Publics: Sentiment, Technology, and Politics. London: Oxford University Press.
PMC NCBI Article on Political Disinformation and Hate Speech.(March /23) "The Polarizing Impact of Political Disinformation and Hate Speech
PMD. (2018). Relawan Literasi Digital : Cerdaskan Milenial Bermedia Sosial. https://jalandamai.net/ Pratama
Rachels, J., & Rachels, S. (2019). The elements of moral philosophy (9th ed.). McGraw-Hill Education.
Santing, Waspada. (2020). Komunikasi Pribadi. MUI Sulawesi Selatan, Komisi Informasi dan Komunikasi. Makassar, Indonesia.
ScienceDirect.com. (March/25/25). "Young people and false information: A scoping review of responses to misinformation." sciencedirect.com
Tambunan,Nurhalimah. (2018). Pengaruh Komunikasi Massa Terhadap Khalayak. Jurnal :Simbolik Volume 4 – ISSN : 2442-9996. F Universitas Panca Buana, Medan
Tandfonline.com. (November/18/24). "Media Literacy's Role in Democratic Engagement and Societal Resilience." tandfonline.com
Tarsidi D.Z., Suryadi K., Budimansyah D., Rahmat R.(March /27 /23)."Social Media Usage and Civic Engagement among Indonesian Digital Natives: An Analysis." Jurnal Civics UPI
Velasquez, M., Andre, C., Shanks, T., & Meyer, M. J. (2015). What is ethics? In Issues in ethics (pp. 1-10). Markkula Center for Applied Ethics
VOA Indonesia. (2021). Indeks Keberadaban Digital Indonesia Terburuk Se-Asia Tenggara. Diakses 11 Desember 2024. https://www.voaindonesia.com/a/indeks-keberadaban-digital-indonesia-terburuk-se-asia-tenggara/5794123.html
Jurnal Moral Kemasyarakatan memungkinkan pembaca untuk membaca, mengunduh, menyalin, mendistribusikan, mencetak, mencari, atau menautkan ke teks lengkap artikelnya dan memungkinkan pembaca menggunakannya untuk tujuan lain yang sah menurut hukum. Jurnal memegang hak cipta. Setelah artikel diterbitkan, hak cipta ditransfer dari penulis ke penerbit jurnal.

Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .
